Mefiboset dan Perjanjian
Ada satu kisah yang sangat menarik dari Alkitab, tentang seseorang yang puluhan tahun hidup dalam kemiskinan dan ketakutan. Orang ini sangat miskin dan hidup senantiasa dalam intimidasi. Penyebabnya sederhana, karena orang itu tidak tahu ada sebuah perjanjian ; “Perjanjian Berkat”. Puluhan tahun dia tidak dapat menikmati warisannya sebagai seorang pangeran sebuah kerajaan yang sangat besar. Sungguh sangat menyedihkan.
Nama orang ini adalah Mefiboset, yang artinya “membasmi berhala”. Mefiboset adalah anak Yonatan, yang berarti pula dia adalah cucu Saul, Raja pertama bangsa Israel. Nama Mefiboset sesungguhnya nama yang luar biasa. Nama orang di dalam alkitab, selalu memiliki maksud ilahi. Yonatan sang ayah merindukan anaknya ini akan menjadi pribadi yang memuliakan Allah dengan cara membasmi berhala. Keadaan berbicara lain. Mefiboset terbuang di tanah Lodebar, menjadi sangat miskin dan tidak berdaya. Bagaimana mungkin dia membasmi berhala ? Mefiboset, selain miskin juga cacat, timpang kedua belah kakinya. Bagaimana mungkin dia akan memenuhi panggilan hidupnya sebagai “pembasmi berhala ?”
Salah satu pembasmi berhala yang dicatat alkitab adalah Gideon. Dia seorang pahlawan yang dipakai untuk mengalahkan bangsa Midian hanya dengan 300 orang. Gideon seorang yang perkasa. Arti nama Gideon adalah “Seseorang yang menghacurkan dengan cara menebang” Sebelum dia memulai pelayanannya yang luar biasa itu, Gideon menebang mezbah baal di tanah Israel. Kebangunan Rohani dimulai, ketika mezbah berhala di hancurkan. Jadi, bisa dibayangkan Mefiboset orang timpang itu, menyandang nama besar seperti Gideon, tetapi hidup terpuruk sebagai seorang pecundang seumur hidupnya. Bagaimana mungkin dia bisa membawa sebuah kebangunan rohani, seperti yang dirindukan sang ayah?
Lo-debar, artinya daerah yang tidak ada pada rumputnya. Kalau disimpulkan dengan satu kata, “Gersang”. Disanalah Mefiboset tinggal sejak masa kecilnya sampai kemudian memiliki seorang anak yang kurus. Terpisah jauh, dari tempat yang menjadi haknya. Lo-debar, bukanlah tempat tinggal favorit. Tidak ada padang rumput, berarti sumber air tidak memadai. Berarti pula daerah yang membutuhkan kerja sangat keras untuk bertahan hidup disana.
Mefiboset tidak hidup dalam panggilannya dan menikmati berkat-berkat kerajaan karena dia dan orang-orang disekitarnya tidak mengetahui ada sebuah perjanjian. Perjanjian itu adalah perjanjian yang dibuat ayahnya (Yonatan) dengan Daud.
Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. 1 Samuel 18:3
Alkitab tidak mencatat apa isi perjanjian mereka, tetapi kita akan mengerti dari dasar perjanjian yang dibuat, yaitu kasih diantara mereka. Apa yang Yonatan miliki adalah milik Daud dan sebaliknya, musuh Daud dalah musuh Yonatan, sahabat Daud adalah sahabat Yonatan, anak Yonatan adalah anak Daud. Mereka saling menyerahkan hidupnya. Mirip dengan perjanjian dalam pernikahan.
Akibat tidak mengetahui sebuah perjanjian
Yonatan, anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang cacat kakinya. Ia berumur lima tahun, ketika datang kabar tentang Saul dan Yonatan dari Yizreel. Inang pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu, lalu lari, tetapi karena terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi timpang. Ia bernama Mefiboset. 2 Samuel 4:4
Umur Mefiboset ketika Yonatan gugur adalah lima tahun. Dia belum memahami perjanjian yang dibuat ayahnya dengan Daud. Terlampau kecil untuk mengethaui sebuah perjanjian. Namun, sayangnya perjanjian itu tidak pula diketahui orang-orang yang mengasuhnya. Akibatnya, Mefiboset dilarikan inang pengasuhnya ke Lo-debar dan sampai menjadi dewasa, tidak ada yang memberitahukan perjanjian itu.
Ketakutan
Perjanjian antara Yonatan dan Daud ini tidak diketahui oleh inang pengasuh Mefiboset. Ketika didengarnya Saul dan Yonatan gugur, dia melarikan Mefiboset karena takut Daud akan membunuh seluruh keturunan Saul dan Yonatan. Sejak kecil sampai memiliki seorang anak, Mefiboset tinggal di rumah Makhir bin Amiel. Jauh dari Yerusalem, bersembunyi dari Daud.
Cacat
Dalam pelariannya Mefobiset jatuh, dan akhirnya menjadi cacat permanen, timpang kedua belah kakinya. Ketakutan selalu melahirkan kerugian, bahkan sakit penyakit.
Miskin
Seumur hidupnya Mefiboset menumpang di rumah Makhir bin Amiel. Dia bahkan tidak sanggup untuk mengontrak rumah yang paling murah sekalipun.
Kisah Mefiboset adalah kisah kebanyakan orang percaya. Kita memiliki perjanjian, yang disebut perjanjian baru, tetapi tidak mengerti apakah maksud dan manfaat perjanjian itu. Ketika kita gagal untuk mengerti dan memahami sebuah perjanjian, maka kita akan terus menerus hidup dalam ketakutan. Ketakutan akan berbuah sakit penyakit, kemiskinan dan kegagalan dalam memenuhi panggilan ilahi.
Kasih karunia Allah menarik Mefiboset kembali kepada perjanjian
Suatu ketika Daud ingat kepada pejanjiannya dengan Yonatan. Dia ingin memenuhi janjinya dan menunjukkan kasih Allah kepada keturunan Yonatan.
Berkatalah Daud: “Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan.” Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: “Engkaukah Ziba?” Jawabnya: “Hamba tuanku.” Kemudian berkatalah raja: “Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.” Lalu berkatalah Ziba kepada raja: “Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.” Tanya raja kepadanya: “Di manakah ia?” Jawab Ziba kepada raja: “Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar.”Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar. Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: “Mefiboset!” Jawabnya: “Inilah hamba tuanku.” Kemudian berkatalah Daud kepadanya: “Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku.” 2 Samuel 9:1-7
Singkat cerita, akhirnya Daud mengembalikan seluruh warisan Mefiboset, bukan hanya itu, Mefiboset makan sehidangan dengan raja Daud sebagai salah satu pangeran di kerajaan Israel.
Dapat dibayangkan betapa kaget dan menyesalnya Mefiboset. Puluhan tahun dia hidup dalam ketakutan dan kemiskinan, padahal seharusnya dia ada di istana raja. Seharusnya dia hidup dalam segala kelimpahan sebagai seorang anak raja namun dia menghabiskan hidupnya di Lo-debar dengan segala penderitaannya. Mungkin dia bepikir, seandainya tahu lebih awal perjanjian itu, dia tidak akan mengalami penderitaan yang begitu lama.
Kitapun Harus Tahu Perjanjian Baru
Para pemimpin gereja, pemimpin kelompok pemuridan, pemimpin komsel atau kepala keluarga wajib mengerti sebuah perjanjian, yang disebut perjanjian baru. Dengan mengerti dan memahami perjanjian, maka kita akan memperoleh manfaat dari perjanjian itu, kemudian mengajarkan perjanjian itu kepada orang-orang yang dipercayakan Tuhan untuk kita asuh. Kita harus mengeluarkan mefiboset-mefiboset (anak-anak rohani) kita dari Lo-debar (ketakutan dan kemiskinan). Kita harus membawa masuk diri kita dan seluruh jemaat ke Yerusalem dan makan sehidangan dengan raja (kelimpahan berkat) , itulah yang dijanjikan dalam perjanjian baru.
Apa yang dimaksud dengan perjanjian lama dan perjanjian baru?
Banyak orang salah kaprah tentang perjanjian lama dan perjanjian baru. Perjanjian lama sering dipersepsikan sebagai kitab Kejadian sampai Maleakhi, sedangkan perjanjian baru adalah kitab Matius sampai dengan Wahyu. Tujuan pembagian Alkitab dengan cara membaginya berdasarkan perjanjian lama dan baru sebenarnya didasarkan kepraktisan saja. Perjanjian baru sendiri disahkan oleh meterai darah Yesus. Artinya perjanjian baru dimulai ketika Yesus mengorbankan diri-Nya di kayu Salib. Sedangkan perjanjian lama (perjanjian pertama) menurut Kitab Ibrani adalah perjanjian antara Orang Israel dengan Allah. Perjanjian ini dibuat setelah mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Perjanjian yang lama ini disebut juga sebagai taurat. Ingat, perjanjian lama adalah perjanjian yang khusus antara bangsa Israel dengan Allah.
Perjanjian pertama (lama) yang dibuat oleh Allah dengan orang Israel dilakukan 2 kali, yaitu di Gunung Horeb dan di tanah Moab.
Inilah perkataan perjanjian yang diikat Musa dengan orang Israel di tanah Moab sesuai dengan perintah TUHAN, selain perjanjian yang telah diikat-Nya dengan mereka di gunung Horeb. Ulangan 29:1
TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb. Ulangan 5:2
Perjanjian yang dibuat Tuhan dengan orang Israel di Tanah Moab berisikan pilihan berkat dan kutuk, sedangkan perjanjian yang pertama kali di Gunung Horeb dikenal sebagai 10 perintah Tuhan. Jadi, Perjanjian yang lama berisikan 10 hukum taurat (keluaran 20) ditambah dengan perjanjian berkat dan kutuk (Ulangan 28). Tuhan Yesus menyimpulkan intisari taurat itu dalam Matius 22:27-40
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Perjanjian lama (taurat) memiliki cacat permanen, sehingga Allah memperbaharuinya dengan perjanjian yang baru. Apa saja cacatnya ? Sebelum dijelaskan kita akan melihat persyaratan sebuah perjanjian menurut ilmu hukum.
Ada 4 syarat untuk membuat sebuah perjanjian yang sah secara hukum. Satu syarat saja tidak terpenuhi, maka perjanjian tersebut batal demi hukum. Adapun persyaratan itu adalah :
- Sepakat para pihak yang membuat perjanjian
Sepakat memiliki makna adanya persamaan kehendak atau adanya persamaan kemauan di antara para pihak. Para pihak dinyatakan memiliki kesepakatan apabila kemauan para pihak tersebut terjadi, tidak karena adanya suatu paksaan, adanya suatu penipuan, atau adanya suatu kekeliruan.
- Para pihak yang membuat perjanjian telah cakap
Cakap menunjukkan suatu kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum. Seseorang dikatakan cakap apabila orang tersebut telah dewasa, sehat akal pikiran, dan tidak dilarang undang-undang untuk melakukan perbuatan hukum. Seseorang dikatakan telah dewasa apabila orang tersebut telah berusia 21 tahun. Seseorang dikatakan sehat akal pikirannya apabila orang tersebut tidak gila, tidak dungu, tidak terbelakang, tidak boron, dan tidak pemarah. Seseorang dikatakan tidak dilarang oleh undang-undang memiliki makna bahwa orang tersebut oleh undang-undang diperbolehkan melakukan perbuatan hukum. Orang yang tidak boleh melakukan perbuatan hukum, misalnya orang yang telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga atau orang yang dihukum pidana melebihi lima tahun perjara.
- Memiliki objek tertentu
Objek tertentu dimaknai dengan adanya sesuatu objek yang diperjanjikan. Objek yang diperjanjikan dinamakan prestasi. Prestasi terdiri atas memberi sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu. Prestasi merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh debitur.
- Kausa yang halal
Kausa dimaknai dengan adanya latar belakang dari suatu perjanjian. Suatu sebab terlarang apabila sebab tersebut bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan.
(sumber indolawcenter.com)
Langsung saja kita lihat syarat ke-2, yaitu para pihak yang membuat perjanjian telah cakap. Nah, disinilah terletak cacat hukumnya. Pertama, perjanjian ini dibuat oleh dua pribadi yang tidak berimbangan, Allah disatu pihak dan Orang Israel di pihak lain. Satu pihak tidak cakap, yaitu orang Israel. Oleh karena itulah dalam kitab Ibrani dituliskan :
Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. Ibrani 8:7
Perjanjian ini lahir karena kedegilan dan kesombongan orang Israel. Mereka merasa mampu untuk membuat kesepakatan dengan Allah. Ketika firman Allah disampaikan Musa, dengan kesombongannya bangsa Israel menjawab bahwa mereka mampu melakukan semua perintah Tuhan. Allah menghargai kehendak bebas orang Israel, sebab itu Allah mau membuat perjanjian dengan mereka.
Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan.” Lalu Musapun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN. Keluaran 19:8
Baru saja mereka berjanji, mereka langsung mengingkari. Dalam hitungan hari mereka sudah melanggar perjanjian dan memberontak kepada Allah dengan membuat patung anak lembu emas untuk disembah !!!
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Keluaran 32:7-8
Kedua, Taurat adalah kudus dan sangat sempurna, tetapi orang Israel adalah bersifat kedagingan. Orang Israel seumur hidupnya tidak akan mampu memenuhi taurat. Semua manusia di muka bumi tidak akan pernah dapat mentaati taurat.
Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. Roma 7:12. Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Roma 7:14
Perjanjian Baru
Perjanjian baru adalah perjanjian yang dibuat antara Allah dengan Yesus, sehingga seluruh isi perjanjian dipenuhi. Tidak ada yang gagal karena Allah dan Tuhan Yesus sempurna. Tuhan Yesus membuat perjanjian dengan Allah mewakili kita yang percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus adalah pengantara perjanjian baru.
Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Ibrani 9:15
Tuhan Yesus mewakili orang percaya di hadapan Allah, sehingga setiap orang percaya menjadi beneficiary, atau penerima manfaat perjanjian. Misalkan seorang ayah membuat perjanjian (asuransi) jiwa, maka yang menjadi beneficiary adalah istri atau anak-anaknya. Ketika sang ayah meninggal, maka manfaat dari asuransi itu akan dinikmati istri atau anak-anaknya. Tuhan Yesus mewakili orang percaya membuat perjanjian dengan Allah, supaya kita yang percaya kepada-Nya memperoleh manfaat dari perjanjian itu. Yesus melakukan pengorbanan sebagai bagian dari perjanjian-Nya dengan Allah, bukan untuk kepentingan-Nya, tetapi untuk kepentingan kita, supaya kita hidup dalam segala kelimpahan.
Berita utama dari perjanjian baru.
Berita utama dari perjanjian baru adalah pengampunan dosa melalui pengorbanan Yesus.
Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Matius 26:28
“Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.” Ibrani 8:10-12
Kematian Yesus di kayu salib memungkinkan setiap orang yang percaya kepada-Nya menjadi kudus selamanya. Bukan satu atau dua hari, satu atau dua bulan, satu atau dua tahun, tetapi selamanya kudus.
Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Ibrani 10:10
Darah Yesus memiliki kuasa yang memungkinkan kekudusan itu bersifat kekal. Percikan darah domba jantan menguduskan untuk waktu tertentu, tetapi percikan darah Yesus adalah mujijat yang luar biasa, mampu menguduskan secara permanen atau kekal. Pengorbanan-Nya menempatkan kita kudus, tak bercela dan tak bercacat di hadapan Allah :
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Kolose 1:21-22
Posisi rohani kita yang selalu kudus dan sempurna di hadapan Allah membawa dampak kita selalu diberkati (Sudah dan terus diberkati). Oleh karena itu perjanjian baru sering pula disebut sebagai perjanjian berkat. Perjanjian lama adalah perjanjian berkat dan kutuk, sedangkan perjanjian baru hanya ada perjanjian berkat saja. Mengapa ? Sebab seluruh dosa dan kutuk sudah ditanggung dalam tubuh Yesus di kayu salib. Jadi yang tersisa buat kita hanya ada berkat saja.
Intisari dari Perjanjian baru adalah Kasih Karunia
Intisari dari taurat adalah upaya manusia untuk mengasihi Allah dan sesama. Setiap orang yang hidup dengan perjanjian yang lama itu berupaya untuk berkenan kepada Allah melalui seluruh perbuatannya. Mereka mencoba untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan. Pada akhirnya mereka menemui jalan bantu; tidak sanggup melakukannya.
Taurat sudah membuktikan bahwa manusia tidak akan sanggup untuk taat dan hidup mengasihi Alla. Semakin mereka berusaha, semakin mereka putus asa, seperti yang Paulus alami sebelum menerima kasih karunia :
Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Roma 7:15-16
Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Roma 7:24-25
Lalu apa intisari dari perjanjian baru ? Kasih karunia. Kasih karunia menyebabkan seseorang memperoleh pengampunan yang sempurna dan pembenaran di hadapan Allah.
Akibat Hidup Dalam Dua Perjanjian
Orang percaya tidak dapat hidup dengan berpegang kepada 2 perjanjian. Mereka harus memilih, taurat atau Kasih karunia. Mereka yang berpegang kepada dua perjanjian akan akan selalu mengalami kebocoran. Potensi rohaninya tidak akan berkembang. Berkat yang diterima bocor dan rusak. Sama seperti anggur baru yang dituangkan ke kantong kulit yang lama :
Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Lukas 5:37
Seorang yang hidup dalam kasih karunia seharusnya mengeluarkan semua prinsip taurat dari hidupnya. Sedikit saja taurat tertinggal, maka itu akan mengkhamiri seluruh hidupnya. Mereka akan kehilangan manfaat dari kasih karunia.
Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Galatia 5:9
Dalam perjanjian baru, yang membuat orang kehilangan hadirat Allah dalam hidupnya bukanlah dosa. Dosa telah diselesaikan, baik yang dahulu, sekarang dan yang akan datang sudah tuntas dibayar lunas pengorbanan Yesus. Kita kehilangan hadirat Allah ketika berpaling kepada taurat !!!! Ketika kita mulai mencampurkan sedikit taurat kepada kasih karunia.
Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. Galatia 5:4
Paulus menyebutkan kasih karunia dengan injil adalah sesatu yang sama. Injil sama dengan kasih karunia. Paulus mengklasifikasikan injil yang dicampur dengan taurat sebagai injil yang lain. Bahkan Paulus dengan keras mengutuk mereka yang memberitakan injil lain. Dua kali Paulus menegor dengan keras jemaat di Galatia. Jemaat Galatia adalah jemaat yang menerima kasih karunia, tetapi kemudian menambahkan kewajiban-kewajiban taurat.
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. Galatia 1:8-9
Kasih karunia selalu menunjuk kepada apa yang sudah Tuhan Yesus lakukan bagi kita, sedangkan taurat selalu menuntut ketaatan kepada perjanjian. Kasih karunia adalah pemberian cuma-cuma kepada mereka yang tidak pantas untuk menerimanya. Kasih karunia diterima melalui iman.
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Efesus 2:8-9
Kasih karunia adalah ketaatan Yesus mendatangkan pembenaran bagi orang yang percaya kepada-Nya. Kita tidak lagi dinilai berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan ketaatan Yesus. Kita dibenarkan terpisah sama sekali dari perbuatan. Pembenaran yang kita terima semata-mata karena anugrah Allah.
Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Roma 5:19
Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya. Roma 4:6
Tinggal Dalam Perjanjian Berkat
Kita sekarang memiliki perjanjian berkat. Yesus mati supaya kita hidup selamanya. Yesus sudah menjadi miskin supaya kita menjadi kaya (2 Kor 8:9). Yesus menderita sengsara supaya kita semua menerima kesembuhan (1 Petus 2:24). Dia mewakili kita di hadapan Allah dengan persembahan darah-Nya. Yesus sudah 100% mememuhi perjanjian itu dengan Allah, oleh karena itu Allah pun melakukan bagian-Nya, 100% memberkati Yesus. Dan Kita yang ada di dalam Yesus menerima berkat itu bersama-sama dengan Yesus.
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia. Roma 8:32
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Efesus 1:3
Kita diberkati bukan karena perbuatan kita, tetapi karena ketaatan Yesus. Yesus menjadi imam besar kita dan selalu duduk dikanan Allah mewakili kita. Allah memandang kita melalui Imam besar kita. Allah selalu melihat kesempurnaan Yesus ketika memandang kita. Oleh karena itu, setiap orang percaya seharusnya memiliki keberanian percaya untuk menghadap Allah.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Ibrani 4:16
Ketika kita menghampiri tahta-Nya, kita selalu akan mendapatkan pertolongan tepat pada waktunya. Tahta kasih karunia Allah menyediakan rahmat (mercy) dan kasih karunia (grace) bagi kita yang ada dalam perjanjian baru. Apapun yang kita butuhkan selalu ada jawaban.
Rahmat adalah ketika kita tidak memperoleh apa yang sepatutnya kita peroleh, sedangkan kasih karunia adalah kita memperoleh sesuatu sekalipun kita tidak layak untuk menerimanya.
Rahmat dalam bahasa Yunani adalah Eleos, nama salah satu dewa dalam mitologi Yunani kuno. Di Athena terdapat mesbah untuk penyembahan dewa Eleos. Orang-orang yang dikejar musuh untuk dibunuh dan yang mengalami kesukaran akan lari ke mesbah Eleos. Disana mereka mendapatkan pertolongan dan pengampunan. Seringpula Eleos diartikan grasi (pengampunan).
Kita percaya bahwa Allah tidak lagi menghukum dosa kita (Roma 8:1), karena hukuman atas seluruh dosa dunia sudah dibayar melalui pengorbanan Yesus. Kadangkala kita gagal dan melakukan pilihan-pilihan yang salah dalam kehidupan. Setiap pilihan yang salah dan kegagalan memiliki konsekuensi atau akibat. Inilah indahnya hidup dalam perjanjian baru. Allah selalu menyediakan rahmat-Nya bagi kegagalan dan pilihan yang salah. Kita beroleh rahmat; artinya dimungkinkan untuk tidak menerima akibat dosa dan pilihan kita yang salah.
Kasih karunia, adalah kebalikan dan rahmat. Kita dimungkinkan untuk memperoleh berkat-berkat, sekalipun kita secara nyata tidak layak untuk menerimanya. Oleh karena itu, tepatlah jika perjanjian baru disebut perjanjian berkat.
Demikianlah Mefiboset diam di Yerusalem, sebab ia tetap makan sehidangan dengan raja. Adapun kedua kakinya timpang. 2 Samuel 9:13
Inilah masanya bagi seluruh gereja Tuhan untuk menikmati hidup dalam kelimpahan kerajaan Allah; kelimpahan berkat, kelimpahan hikmat dan kelimpahan kuasa. Perjanjian itu sudah genap. Kita patut menikmati manfaat dari perjanjian baru. Seperti Mefiboset menikmati akibat perjanjian Daud dan Yonatan, kitapun layak menikmati akibat dari perjanjian antara Yesus dan Allah. Mungkin masa lalu kita buruk seperti Mefiboset, tetapi kasih karunia-Nya akan menarik kita masuk kembali ke dalam perjanjian yang baru.
Tinggalkan Balasan