Sekali anak, tetap anak

dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Yohanes 10:28-29

Minimal ada 2 pandangan umum tentang keselamatan. pandangan pertama, mengatakan bahwa keselamatan itu dapat saja hilang (kemurtadan), pandangan kedua mengatakan keselamatan itu bersifat kekal.

Mereka yang berpandangan keselamatan dapat hilang mengacu pada beberapa penafsiran ayat-ayat Alkitab, dan diantaranya dari Ibrani dan Wahyu. Salah satu ayat yang diacu biasanya Ibrani 6:6. Namun kalau kalau membaca perkataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 10:28-29 sepertinya bertentangan. Dalam ayat tersebut dengan gamblang Tuhan Yesus menyatakan dua hal penting tentang keselamatan : 1. tidak akan binasa selamanya 2. tidak ada yang dapat merebut dari tangan Bapa. Saya yakin alkitab tidak mungkin bertentangan. Yang mungkin terjadi adalah kekeliruan dalam menafsirkan.

Seorang hamba Tuhan menyatakan hal sederhana untuk menguji kebenaran yang sepertinya bertentangan. Pilih ayat yang tidak perlu ditafsirakan sebagai acuan. Dalam kasus ini, perkataan Tuhan Yesus disampaikan gamblang, jelas dan tegas bahwa keselamatan itu kekal (tidak bisa direbut siapapun — memangnya ada kuasa yang lebih besar dari Bapa ????). Bagaimana dengan kemurtadan ? Biarlah para ahli tafsir yang berpolemik, kita pegang saja ayat yang gamblang. Atau kalau mau mencoba menafsirkan Ibrani 6:6, pakailah Yohanes 10:28-29 sebagai referensinya. Mudahkan ?

Marilah kita ber-analogi sedikit. Hubungan darah (DNA) seorang ayah dengan anak; tidak mungkin diputuskan oleh apapun juga. Sekali anak tetap anak. Sekalipun secara hukum ada yang dapat memutuskan hubungan tersebut, tetapi tidak secara DNA (garis keturunan). Nah, kitapun demikian, sekali anak Tuhan, selamanya akan tetap menjadi anak Tuhan, bahkan sempai ke sorga. Indah bukan kasih karuniaNya ?

Mungkin orang akan nyinyir; ” Wah, kalau begitu orang akan seenaknya berbuat dosa”. Itu pikiran daging !!!! Sebab orang yang dikasihi (selamat selamanya) tidak mungkin membalas kasih Allah dengan kajahatan. Kasih itu mengubahkan bukannya menyesatkan. Kasih itu menjadikan kita tertib, bukannya menjadi liar. Kasih itu menjadikan kita hidup kudus, bukannya hidup dalam dosa.

Komentar ditutup.

Blog di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: