bertumbuh dalam kasih
Social Distancing & respon gereja
Rom 13:1 ITB Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.
Social Distancing & Respon gereja
Lalu social distancing artinya? Social distancing merupakan strategi kesehatan publik yang direkomendasikan publik untuk mencengah, melacak dan menghambat penyebaran virus.
Caranya dengan menjaga jarak dengan mereka yang sedang sakit. Termasuk tidak menghadiri pertemuan dengan jumlah banyak seperti konser, festival, konferensi, ibadah atau acara olahraga. Tujuannya agar virus tersebut tidak tertular ke orang yang sehat
Menurut WHO dalam kasus corona, masyarakat harus menjaga jaga minimal 2 meter dari orang lain ketika berinteraksi dan Jangan bersentuhan
.(dikutip dari http://www.cnbcindonesia.com)
Sekalipun tingkat kematian akibat corona rendah, tetapi apabila penyebarannya tidak dihambat akan menyebabkan banyak orang terinfeksi, dan rumah sakit pasti tidak sanggup menampung, tenaga medis juga tidak akan sanggup. Akan banyak pasien mati karena tidak tertangani dengan baik. Inilah yg dikuatirkan pemerintah.
Gereja seharusnya mendukung program pemerintah, dan memberikan contoh bagi masyarakat (selain tindakan iman tentunya). Social dintancing bukan larangan ibadah, hanya program sementara sebagai upaya menghambat penyebatan virus.
Kita diajarkan untuk menghormati atau tunduk kepada pemerintah, sebagai bagian tunduk kepada Allah. Apa yg dilakukan pemerintah saat ini adalah untuk kesejahteraan bangsa. Dengan mengikuti anjuran pemerintah kita ikut menjaga bangsa kita. Selain tunduk kepada Allah dan pemerintah, kita punya kuasa untuk menghancurkan rencana jahat kuasa gelap dibalik virus corona ini. Kita semarakn kelompok kecil untuk berdoa.
Kebijakan social distancing menjadi kesempatan gereja mengembalikan kekuatan ibadah keluarga, karena orang tua dan anak2 “terpaksa” selama 2 minggu bersama-sama. Kesempatan pula untuk menguatkan kembali kekuatan ibadah “kelompok kecil”.
Bagi gereja rumah, social distancing pengaruhnya kecil, tapi bagi gereja yang punya ibadah raya, sepertinya jadi tantangan. Kita ubah tantangan jadi kesempatan menguatkan keluarga dan kelompok kecil (PA).
Gereja dapat saja membuat materi digital untuk dijadikan materi ibadah keluarga, atau semacam liturgi sederhana.
Ketika ibadah raya gereja untuk sementara diganti jadi ibadah keluarga atau bentuk lainnya, itu bukanlah berarti gereja tersebut kurang beriman, sebaliknya gereja sedang membantu pemerintah untuk kesejahteraan bangsa.
Gbu